HarianKripto.id – Salah satu tokoh besar pengembangan Ethereum (ETH) sekaligus pendiri dari Cardano (ADA), Charles Hoskinson, membuat pernyataan mengejutkan baru-baru ini. Pria berusia 37 tahun itu meramal tentang masa depan dari salah satu crypto dengan kapitalisasi besar, Ethereum.
Surprise AMA 04/23/2025 https://t.co/TixMvcx34t
— Charles Hoskinson (@IOHK_Charles) April 23, 2025
Dalam sesi AMA (Ask Me Anything) pada 23 April 2025, Hoskinson mengungkapkan kekhawatirannya terhadap ketahanan Ethereum dalam menghadapi dekade berikutnya. Menurutnya, struktur ETH yang sekarang terlalu berat dan penuh celah yang dapat menghambat pertumbuhan di masa depan.
“Saya rasa Ethereum tidak akan bertahan lebih dari sepuluh hingga lima belas tahun ke depan,” ucap Hoskinson.
Analisis Hoskinson Tentang Ethereum pada Masa Depan
Hoskinson berbicara blak-blakan soal kelemahan mendasar Ethereum. Pria berusia 37 tahun itu menyorot mulai dari arsitektur jaringan, model akuntansi, hingga solusi Layer 2 yang ia sebut “parasitik”.
“Layer-2 akan terus menyedot semua nilai utama (alpha), orang-orang akan mulai saling berselisih, dan akan semakin sulit bagi Vitalik untuk menjaga semuanya tetap utuh hanya dengan kekuatan tekadnya. Pengguna pun perlahan akan pindah ke platform lain,” tutur Hoskinson.
“Mereka harus menemukan cara agar Layer-2 tidak bersifat parasit. Sayangnya, saya tidak melihat jalan mudah untuk mengatasi hal itu. Ini akan jadi semacam perceraian yang penuh konflik untuk menyelesaikan persoalan seperti ini,” tambahnya.
Komentar tersebut datang di tengah kekhawatiran yang semakin besar dari para investor dan kompetitor yang semakin berkembang. Berbagai pihak meragukan arah jangka panjang ETH sebagai aset investasi.
Kemunculan crypto yang sering disebut ‘Ethereum Killer’ seperti Solana dan Cardano yang menawarkan solusi lebih efisien juga dianggap sebagai ancaman bagi ETH.
Apalagi pernyataan itu tidak datang begitu saja. Sejak perpisahan tidak harmonisnya dengan Ethereum beberapa tahun lalu, Hoskinson memang sering melontarkan sindiran kepada rekan sesama pendiri, Vitalik Buterin.
Meski begitu, kritiknya kali ini lebih sistemik. Hoskinson menyasar arsitektur Ethereum, model pencatatan, hingga sistem konsensus yang menurutnya keliru sejak awal.
“Mereka salah memilih model pencatatan, salah memilih mesin virtual, dan juga salah dalam model konsensus. Semua ini adalah luka yang mereka ciptakan sendiri. Banyak orang sudah memperingatkan mereka untuk tidak melakukannya, tapi mereka tetap jalan terus — dan ya, akhirnya mereka sampai di titik ini,” tutur Hoskinson.
Kendati ada kritikan, Hoskinson tetap memberikan apresiasi terhadap langkah terbaru Vitalik Buterin yang mengusulkan penggantian Ethereum Virtual Machine (EVM) dengan RISC-V, sebuah arsitektur intruksi yang lebih efisien.
Langkah ini diharapkan bisa mengoptimalkan lapisan eksekusi tanpa mengganggu pengalaman developer. Selain itu, diharapkan tetap mempertahankan bahasa pemrograman seperti Solidity dan Vyper.
“Menurut saya, beralih ke RISC-V adalah keputusan yang bagus. Itu langkah yang sangat masuk akal dari Vitalik. Tapi, model pencatatan mereka juga harus ikut diperbarui, setidaknya sebagian,” ungkap Hoskinson.
Kira-kira, menurut kalian, apakah Ethereum bisa bertahan lebih lama atau tidak?