HarianKripto.id – Pernah kah kamu mendengar istilah Yield Farming, tapi kamu tidak memahami maksudnya? Tenang saja, kita akan membahasnya supaya lebih mudah dipahami.
Yield Farming bukan terdengar seperti istilah pertanian, yang nantinya kamu akan menanam maka kamu juga yang akan menuai. Konsep istilah tersebut hampir sama, tetapi kita bicara soal di crypto.
Yield farming adalah cara untuk menghasilkan crypto tambahan dengan cara meminjamkan aset kita ke platfrom DeFI (Keuangan Terdesentralisasi). Ini adalah cara menghasilkan uang dari crypto tanpa perlu trading.
Cara mudah membayangkan yield farming adalah sebagai berikut. Kamu punya uang dan kamu simpan di bank, biasanya bank akan menggunakan uangmu untuk dipinjamkan ke orang lain.
Sebagai imbalannya, kamu akan mendapatkan bunga dari orang kamu pinjamkan uang. Jadi pada dasarnya, konsep ini mirip seperti bank.
Yang membedakan platform DeFi dengan bank adalah bisa berproses secara otomatis tanpa perantara. Jadi, di sini tidak akan ada pihak ketiga.
Platftorm DeFi menyediakan fitur yield farming untuk mendorong penggunaan layanan mereka. Tanpa adanya likuiditas, platform ini tidak bisa berjalan dengan baik.
Cara kerja Yield Farming
Setelah kamu mengetahui konsep sederhana yield farming, mari kita berikan contoh di crypto. Kita akan ambil contoh salah satu platform AMM (Automated Market Maker) seperti PancakeSwap.
Pertama, pengguna masuk ke menu Liquidity untuk mengakses bagian penyedia likuiditas. Di sini, kamu bisa memilih jenis crypto yang kamu ingin masukkan, misal BNB dan CAKE ke dalam pool BNB/CAKE.
Setelah kamu menyetor kedua aset tersebut, maka kamu akan menerima LP Token sebagai tanda bukti kepemilikan di pool tersebut. Selanjutnya, LP Token ini bisa disimpan di bagian ‘Farms’ di pool BNB/CAKE.
Penyimpanan tanda bukti tersebut untuk mendapatkan reward dari yield farming. Dan juga bagian biaya transaksi yang dibayarkan pengguna lain.
Yang perlu kamu ketahui, ada beberapa platform DeFi yang memberikan imbalan dalam bentuk governance token. Ini adalah token yang bisa kamu gunakan untuk ikut voting dan mengambil keputusan dalam pengembangan platform.
Kelebihan Yield Farming
- Penghasilan pasif: sebuah cara menghasilkan tambahan dari crypto tanpa harus trading. Kamu bisa simpan dan biarkan asetmu yang bekerja.
- Mendukung likuiditas DeFi: kamu membantu dalam membuat platform DeFi tetap bekerja dan aktif.
- Potensi hasil tinggi: Beberapa platform menawarkan bunga yang jauh lebih tinggi dibanding instrumen keuangan tradisional.
Risiko Yield Farming
- Impermanent loss: Sebuah risiko menurunnya harga token dalam pool. Jika ada perubahan harga secara drastis, ada kemungkinan rugi dalam hal nilai token.
- Bug di smart contract: Hacker berpotensi memanfaatkan celah di kode di program platform yang menyebabkan kamu kehilangan dana.
- Bunga tidak stabil: Bunga bisa berubah-ubah tergantung situasi pasar.
- Nilai crypto yang fluktuatif: Pada dasarnya nilai crypto itu bisa berubah-ubah, karena kamu mendapatkan imbalan dari platform DeFi dengan crypto.
Yield farming merupakan salah satu cara menarik untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset crypto tanpa harus terlibat langsung dalam trading. Dengan memanfaatkan platform DeFi (Keuangan Terdesentralisasi), kamu dapat meminjamkan aset crypto Anda dan mendapatkan imbalan berupa bunga atau token lainnya. Meskipun menawarkan potensi hasil yang tinggi dan mendukung likuiditas DeFi, yield farming juga memiliki risiko, seperti impermanent loss, bug di smart contract, dan fluktuasi nilai crypto yang bisa merugikan. Oleh karena itu, penting untuk memahami cara kerja dan risiko yang terlibat sebelum terjun ke dalamnya.
Jika Anda tertarik untuk mencoba yield farming, pastikan untuk memilih platform yang terpercaya, memahami mekanisme yang berlaku, serta siap menghadapi perubahan pasar yang cepat. Dengan pendekatan yang hati-hati, yield farming bisa menjadi peluang investasi yang menguntungkan di dunia crypto.